Pages

Selasa, 07 Agustus 2012

Hujan, Cerita, Dan Aku

Tetesan air yang memiliki banyak arti untuk sebagian manusia dan sebagian manusia lainnya. Anugrah bagi mereka sekaligus cobaan bagi mereka.

Hujan.

Semasa kecil, peristiwa alam ini seakan tampak layaknya hantu. Selalu menciptakan rasa takut di sanubari. Entah mengapa, mungkin saja karena tubuh ini memang tidak bersahabat dengan dingin.

"Pakai jaket terus selimutan dikamar.."

Terngiang pesan itu. Seakan membuatku semakin kecil saja. Tapi tetap aku turuti.

Namun sekarang, saat ini, semua itu telah berubah menjadi satu hal manis. Peristiwa kelabu itu kini menjadi terasa berwarna. Warna apa saja, sesuai dengan yang ku inginkan.

Karena hujan selalu menorehkan cerita di atas ceritaku. Seperti halnya malam itu, kita hanya duduk di depan toko sepeda yang sudah tutup. Kaki kita pun basah karena percikannya. Tapi kita tidak memiliki niat sedikitpun untuk pergi dan mencari tempat yang lebih nyaman. Biarkan saja seperti ini, toh cerita itu pun tak akan berubah.

Dimensi dimana ku merasa teramat nyaman untuk menceritakan setengah kepahitan hidupku.

Aku tidak malu, aku tidak ragu!

Karena aku tau kaulah orang yang tepat untuk mendengar dan sedikit saja tersenyum untukku. Terimakasih untuk detak-detak yang didalamnya tersimpan beribu nada yang mungkin sangat sulit untuk diungkapkan ketika suasana tidak seperti itu. Tidak seperti malam itu. Hujan.

Aku bukan sepenuhnya mengenangmu atau merindumu. Tapi moment itu, moment yang selalu mengingatkanku akan perubahan. Kelabu menjadi berwarna. Takut menjadi sangat nyaman. Ada apa?



Hujan. Terimakasih.

2 komentar:

  1. Terkadang saya dibuat bingung membedakan mana itu rasa kangen akan seseorang atau satu peristiwa :)

    BalasHapus

Cari Blog ??